Kamis, 07 April 2011

Bumbu Dapur Siap "Tempur"

Menimbun bumbu dapur banyak untungnya lo! Selain sebagai stok penyedap masakan, bumbu-bumbu itu pun sewaktu-waktu dapat dimanfaatkan untuk membuat "goyang ranjang" makin kencang.
Berikut ramuan bumbu dapur yang bisa dicoba untuk memicu gairah "tempur".
1. Ramuan Gairah Suami (I)
Bahan:
  • 10 g adas
  • 25 g pulosari
  • 20 g merica
  • 3 siung bawang putih
  • 1 ruas rimpang kunyit
  • 1 butir telur ayam kampung
  • Sedikit madu
Cara membuat:
  • Adas, pulosari, merica, bawang putih, dan kunyit ditumbuk halus, lalu diseduh dengan satu gelas air panas.
  • Tutup dan diamkan selama 15 menit, lalu saring.
  • Saat akan diminum, tambahkan kuning telur ayam kampung dan sedikit madu. Aduk.
  • Minum ramuan ini sekaligus, dua jam setelah makan malam dan 2 - 3 jam sebelum tidur malam. Dianjurkan untuk diminum secara teratur selama satu bulan.
Catatan: Ramuan ini bisa juga untuk meningkatkan gairah istri
2. Ramuan Gairah Suami (II)
Bahan:
  • 50 g akar kolesom jawa/ginseng jawa
Cara membuat:
  • Cuci bersih akar kolesom, lalu iris tipis-tipis.
  • Seduh dengan ¾ cangkir air panas.
  • Minum ramuan ini selagi hangat dan tambahkan sedikit brem. Ramuan cukup diminum 1 x sehari.
Catatan: Ramuan ini tidak dianjurkan bagi penderita hipertensi.
3. Ramuan Gairah Istri
Bahan:
  • 10 butir merica hitam
  • 1 sdm adas
  • 1 sdm pulosari
  • 3 helai daun pepaya
  • 1 butir kuning telur ayam kampung
  • Madu secukupnya
Cara membuat:
  • Adas, pulosari, dan merica hitam ditumbuk halus, lalu campurkan dengan kuning telur ayam kampung. Sedangkan daun pepaya juga ditumbuk sambil diberi sedikit air matang, lalu peras dan saring.
  • Campur kedua ramuan tersebut dan tambahkan madu secukupnya. Aduk.
  • Minum ramuan ini sekaligus menjelang tidur selama satu minggu.

Pilih Pagi, Siang, Atau Malam?

Pasangan yang sudah lama menikah cenderung bisa memilih situasi untuk bercinta, sebab istri "berani" menolak keinginan suami. Sedangkan pada pasangan muda, istri biasanya sungkan untuk menolak, takut suaminya marah atau selingkuh.
Berikut ini sekadar pilihan waktu untuk bercinta.
  • Bercinta di pagi hari.
    Hubungan seksual di pagi hari bisa berjalan mulus dan menggairahkan karena tubuh dalam kondisi segar setelah semalaman beristirahat. Apalagi terkadang pria masih tersisa ereksi spontan di pagi hari. Para pekerja, karena harus buru-buru ke kantor, bisa menyiasatinya dengan seks kilat. Tubuh tetap fresh meski sudah ejakulasi dan orgasme.
  • Bercinta di siang hari.
    Bisa saja dilakukan, saat istirahat setelah makan siang misalnya. Cuma kalau rumahnya jauh ya harus mencari alternatif tempat yang memungkinkan dicapai kedua pasangan. Ciptakan suasana yang mendukung: suhu ruangan yang sejuk, tenang, aman, dan penerangan yang temaram. Jika tidak dimungkinkan di hari kerja, akhir pekan atau hari libur bisa menjadi alternatif.
  • Bercinta di malam hari.
    Jika ingin bercinta pada malam hari, waktu yang paling pas setelah makan malam. Sudah cukup istirahat, dan tinggal menciptakan suasana yang nyaman dan santai. Dalam kondisi ini perempuan lebih mudah mencapai orgasme. Setelah ejakulasi dan orgasme biasanya akan timbul rasa kantuk akibat lepasnya endhorphine dalam tubuh. Anda berdua bisa tidur nyenyak, besoknya badan sudah segar kembali.
Sesibuk apa pun, sempatkanlah membahas kehidupan seksual dengan pasangan Anda. Hubungan seksual yang dilakukan atas keinginan berdua tidak akan menambah rasa lelah setelah seharian bekerja. sumber : http://intisari-online.com

Abnormal Belum Tentu Sakit

Banyak orang mengira bahwa pemeriksaan laboratorium dapat menentukan penyakit yang diderita. Misalnya, bila terjadi demam. Asumsi ini tidak benar. Ilmu kedokteran mendiagnosis penyakit terutama dengan cara klinis, sedangkan pemeriksaan laboratorium hanya pelengkap.
Hasil pemeriksaan laboratorium senantiasa disertai nilai normal, sehingga bila hasil pemeriksaan berada di luar nilai normal, kita beranggapan kita ini "abnormal " alias sakit.
Namun, sebelum menarik kesimpulan di atas, perlu dipahami beberapa hal:
  • Nilai laboratorium "normal" ditentukan oleh himpunan sejumlah besar data nilai laboratorium dari orang-orang yang dianggap dalam kondisi "normal" sehingga diperoleh batasan yang dianggap "normal" secara statistik. Pada kenyataannya, manusia sangat bervariasi sehingga perolehan nilai laboratorium itu perlu disikapi secara ilmiah. Misalnya nilai laju endap darah. Pada wanita yang sedang haid, nilai ini dapat berpengaruh dan biasanya ini tidak disebut dalam laporan hasil pemeriksaan itu. Di lain pihak, nilai laju endap darah yang tinggi, misalnya 100 mm/jam, dapat diartikan adanya infeksi atau tumor, meski tentunya hal ini harus didukung adanya keadaan klinis. Sebaliknya, kekecualian pun bisa terjadi, artinya walaupun nilainya setinggi itu tapi "tidak ada penyakit".
  • Ada nilai laboratorium yang mempunyai batasan normal sempit sehingga perolehan nilai di luar batasan ini dianggap PASTI abnormal (sakit). Misalnya, nilai hemoglobin (Hb) yang rendah dipastikan adanya anemia ("kurang darah"). Apalagi bila nilai Hb sangat rendah, menurut konsensus diperlukan transfusi darah.
    Contoh lain, nilai fungsi ginjal: kreatinin, mempunyai batasan normal yang sempit. Nilai di atas batasan ini menunjukkan berkurangnya fungsi ginjal secara pasti. Bertambahnya nilai kreatinin berkaitan dengan derajat kerusakan ginjal yang pada batas tertentu memerlukan tindakan cuci darah.
  • Sebagian nilai laboratorium lain mempunyai batasan normal yang lebih longgar sehingga kadang-kadang tidak begitu berarti bila batasan "normal" dilampaui. Memperoleh nilai reaksi Widal positif (menandakan adanya antibodi terhadap kuman tifus dalam tubuh kita) merupakan suatu nilai laboratorium yang sering dirisaukan oleh penderita bila menderita demam. Suatu reaksi Widal yang positif, belum tentu menderita tifus. Bahwa Widal positif tanpa adanya demam khas selama sekitar seminggu bukanlah tifus. Reaksi Widal positif itu hanya disebabkan oleh tercemarnya sumber air minum di kota-kota besar Indonesia oleh kuman Salmonella typhi.
  • Nilai tinggi kolesterol dan asam urat dewasa ini juga merupakan momok untuk mereka yang suka makan enak dan banyak. Sampai segala gejala yang dirasakan seperti pegal, linu, sakit kepala, sakit sendi, dianggap sebagai akibatnya. Sebagian besar hal ini tidak benar. Kenaikan sedikit di atas "normal" sebenarnya tidak perlu dirisaukan, apalagi kalau sampai diharuskan minum obat. Biasanya, dengan melakukan diet yang benar nilai-nilai ini akan turun ke normal. Sebaliknya, minum obat disertai mengonsumsi banyak makanan berlemak tentu merupakan tindakan yang tidak bijaksana.
  • Pemeriksaan laboratoriumm juga sering dilakukan berlebihan. Semua fungsi fisiologis diperiksakan tanpa adanya arahan petunjuk klinis yang memadai. Pemeriksaan semacam ini tidak akan menghasilkan sesuatu yang diharapkan, lagi pula menghamburkan biaya. Sebaiknya, pemeriksaan laboratorium direncanakan dengan baik oleh dokter dan perlu dibatasi jenisnya untuk menghemat biaya. Hasil laboratorium yang sering diperlihatkan kepada dokter setelah Anda sendiri memintanya di laboratorium, biasanya mengandung banyak kekurangan karena tidak dipilih menurut kebutuhan yang riil. Interpretasi hasilnya juga tidak dapat dilakukan begitu saja tanpa pemeriksaan lebih lanjut.
(Sumber: Intisari)

Obat Cina: Hanya Satu Kata, Waspada!

Belakangan obat herbal menjadi isu panas yang diperbincangkan orang di masyarakat. Setelah mahkota dewa, lalu buah merah, kini daun sirsak ramai diomongkan sebagai penumpas kanker.
Tak dipungkiri, akhirnya masyarakat banyak mencari obat herbal dengan alasan lebih aman karena dibuat dari bahan alami dan tanpa efek sampingan. Bahkan tak hanya obat, makanan dan minuman pun berlomba-lomba untuk diolah dengan bahan-bahan organik atau herbal. Lalu, apakah obat dokter yang identik mengandung unsur kimia adalah obat yang harus dijauhi?
Dalam diskusi klinik pengobatan Cina Tradisional dan Modern, di Jakarta (5/4), Chairman Yayasan Pemberdayaan Konsumen Kesehatan Indonesia, dr. Marius Widjajarta, S.E menegaskan bahwa konsumen jangan sepenuhnya percaya dengan pengobatan tradisional karena belum tentu dapat menyembuhkan pasien 100%. Malahan, penggunaan obat tradisional ini bisa memberikan dampak negatif pada pasien.
"Obat kimia saja ada efek sampingan dan kontradiksinya. Kalau dalam obat herbal dikatakan khasiatnya bisa sampai A-Z, apakah memang benar demikian? Perlu diingat setiap orang memiliki ketahanan tubuh yang berbeda-beda. Mungkin saja bagi si A cocok, tapi bagi si B tidak," kata Marius.
Dr. Marius Widjajarta, SE mengaku, saat ini dirinya tengah merawat pasien Indonesia yang mengalami dampak buruk penggunaan obat herbal, khususnya Cina Modern. Pasien tersebut berobat ke Thailand untuk menguruskan badannya dengan obat herbal. Sayangnya, obat herbal tersebut tidak cocok untuk tubuhnya. Saat ini ia justru mengalami koma. "Dan untuk bertahan hidup ia harus menghabiskan uang lebih dari Rp 20 juta."
Marius yang juga belajar pengobatan tradisional menyatakan bahwa ramuan herbal masih banyak mengandung racun. Padahal, racun sendiri, jika dimasukkan dalam tubuh, justru akan memperburuk keadaan pasien/penderita karena langsung berhubungan dengan jantung dan ginjal.
Di luar negeri, pengobatan tradisional sudah diteliti dengan riset dan diumumkan. Berbeda dengan di Indonesia yang belum diumumkan secara resmi. Selama ini, pengobatan tradisional khususnya Cina Modern, yang sudah diakui di Indonesia adalah akunpuntur. Pengobatan lain seperti sinse, pijat, totok jarum, dan lainnya belum dapat dipertanggungjawabkan.
Yang jelas, konsumen berhak untuk memilih pengobatan. Namun, untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, Marius mewanti-wanti untuk memilih obat yang sudah didaftarkan di Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Mengapa? Obat yang didaftarkan di BPOM sudah dijamin keselamatannya. Kalau terjadi sesuatu, konsumen memiliki hak menuntut dan mendapatkan ganti rugi. Pihak yang mengeluarkan obat tersebut pun dapat dicari dengan mudah dan wajib mempertanggungjawabkan.
"Kalau pengobatan cina tradisional ini mau disejajarkan dengan modern, harus ada riset dan didaftarkan di BPOM. Kalau ada apa-apa dengan pasien, kami akan mudah mempertanggungjawabkannya juga," tegasnya.
Menanggapi pernyataan Marius tadi, dr. Rahmad dari Ikatan Naturopatis Indonesia (IKNI) menyatakan bahwa pengobatan Cina Tradisional justru memiliki efek yang bagus dan dalam jangka panjang untuk kesehatan pasien. Ramuan yang diracik dibuat dengan metode racun melawan racun. Ramuan yang diracik juga sebelumnya sudah diteliti oleh ahli. Bahkan di RRC, pengobatan ini sudah disejajarkan dengan obat modern.
Pengobatan tradisional lebih bersifat personal. Sebelum memberikan obat, pasien akan didiagnosis lewat nadi dan lidahnya. Tak hanya obat yang diberikan, pasien juga diberi informasi tentang kebiasaan yang harus dilakukan, gaya tidur, gaya makan, dan lain sebagainya.
"Memang obat tradisional belum didaftarkan di BPOM, namun kita memiliki kode etik sendiri dalam pengobatan dan sudah mendapatkan ijin dari suku dinas kesehatan masing-masing di setiap daerah," tambahnya.
Di Indonesia, dokter khusus bidang pengobatan Cina tradisional masih minim jumlahnya. Paling-paling sekitar 10 orang yang resmi mendapat sertifikat dari Cina. Oleh sebab itu, tahun depan, Fakultas Pengobatan Tradisonal Cina Modern akan didirikan di Indonesia. Mengingat belum banyaknya dokter ahli pengobatan tradisonal, dirinya memberikan kiat untuk memilih pengobatan tradisional. Misalnya, perlu untuk mengetahui detail latar belakang dokter, perlu mewaspadai terhadap obat yang diberikan (kalau obat yang diberikan sama terus dan tanpa hasil, patut dicuragai ), serta informasi yang mendalam tentang obat tersebut.
Pada akhirnya, konsumen harus pintar memilah dan memilih pengobatan. Mau tradisional atau modern, keputusan ada di tangan Anda, wahai konsumen.

Kepala Pundak Lutut Kaki

Pijat-memijat dalam kehidupan suami-istri diperlukan. Bisa untuk mengurangi kelelahan fisik dan mengendurkan ketegangan psikologis akibat aktivitas sehari-hari. Jika melibatkan unsur erotis, pijatan akan menimbulkan sensasi kenikmatan tertentu. Kalau meningkat ke tahap pijat genital, perasaan pasangan yang dipijat dapat melambung hingga "langit ketujuh".
Dalam buku Kama Sutra, Anne Hooper merinci cara memijat untuk merelaksasi tubuh bagian demi bagian agar mencapai hasil luar biasa sebagai berikut:
Bahu dan Kepala:
Pijat bagian depan bahu, bagian sisi leher, pipi dan rahang, kemudian pelipis dan dahi. Gerakkan jemari kita dengan lembut di atas dagu dan di sekitar serta di permukaan bibir, mata, dan hidung yang merupakan bagian sensitif. Banyak orang juga menyukai bagian atas kepalanya dipijat dengan cara yang sama saat mencuci rambut.
Punggung dan Tulang Belakang:
Ketika memijat punggung, pergunakan tekanan yang lembut, dan lakukan dari pantat ke arah pundak. Jaga tangan kita dalam keadaan terbuka dan sejajar satu sama lain serta jempol kita menekan sepanjang tulang belakang. Lakukan sampai pangkal leher dan kemudian menyebar ke bahu sebelum menggerakkan tangan kita turun perlahan kembali ke pantat. Ulangi pijatan ini sampai 10 kali atau lebih dari itu jika pasangan menghendaki.
Lengan dan Dada:
Mulai di depan bahu, lakukan tugas kita turun ke dada, lalu perut. Lakukan pemijatan ringan pada payudara dan puting. Lalu pijat lengan, menggunakan gerakan meremas secara lembut dan kerjakan ke arah bawah. Setelah itu lakukan ke arah atas dari paha dengan menggunakan gerakan memutar tangan kita (tangan kanan gerakkan searah jarum jam, yang kiri berlawanan dengan jarum jam). Tekan paha dan bergerak secara perlahan ke bagian rambut kemaluan dan pusar, di mana tekanan lembut dapat menciptakan kenyamanan. Lewati rusuk, kemudian ikuti bentuk payudara atau dada dengan ujung kiri dan pijatlah bagian-bagian itu dengan lembut.
Punggung Atas:
Ketika memijat punggung atas, lakukan pada otot antara bahu dan dasar leher. Kemudian bawa tangan kita turun, memijat sisi pasangan dengan ujung jari kita. Remas bahunya dengan tekanan yang lemah, remas pula bagian belakang leher.
Pantat:
Gerakkan tangan kita dengan sebuah gerakan berputar di atas pantat pasangan. Awali dengan penekanan yang kuat - kebanyakan orang menyukai di sini dilakukan tekan ke bawah - dan kemudian meringan sampai tangan kita hanya menyapu kulit. Kemudian remas dan tekan setiap pantat secara bergantian.
Kaki:
Dengan posisi pasangan tengkurap, mulailah dengan memijat jari-jari kakinya - meregangkan, meremas, dan menekuk masing-masing ke atas - sebelum secara lembut menggosok bagian di antara jemari. Kemudian gerakkan telapak tangan kita dengan kuat di atas telapak kaki dan sepanjang punggung kaki. Naikkan tungkai kaki secara bergantian dan putar kaki dengan lembut beberapa kali sampai terasa lemas dan rileks. Lalu pindah ke atas ke bagian tungkai kaki, berikan perhatian khusus pada pergelangan kaki, betis, serta bagian belakang dari lutut dan paha.
Memijat betis, pergelangan kaki, dan kaki akan lebih mudah dilakukan jika pasangan dalam posisi tengkurap dengan betis dalam posisi tegak lurus. Tahan kakinya dengan satu tangan, dan lakukan pemijatan dengan tangan kita yang lain. Untuk menghindari ketegangan di punggung, duduklah sedekat mungkin dengan pasangan, sehingga kita tidak harus membungkuk atua meregang ke depan.
Gerakkan tangan kita secara halus ke bawah, dari pergelangan kaki ke lutut, dan tekan otot betis secara lembut dengan jemari. Dengan gerakan yang sama, gerakkan tangan kita kembali naik dari pergelangan kaki ke lutut. sumber : http://intisari-online.com

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | JCpenney Printable Coupons